Nama : Deni Firnando
NPM : 1211021029
Jurusan
: Ekonomi Pembangunan
M.K : Makroekonomi 1
1. Analisis kurva Investasi, depresiasi, dan kondisi
mapan:
k1 = persediaan modal meningkat karena
investasi melebihi penyusutan
k* = tingkat modal per pekerja keseimbangan
k2 = persediaan modal menurun karena penyusutan melebihi investasi
k* = tingkat modal per pekerja keseimbangan
k2 = persediaan modal menurun karena penyusutan melebihi investasi
Penjelasan:
Tingkat modal kondisi mapan k*
adalah tingkat dimana investasi sama dengan depresiasi yang
menunjukan bahwa jumlah modal tidak akan berubah sepanjang waktu. Di bawah k*
investasi melebihi depresiasi, sehingga persediaan modal tumbuh. Di atas k*
investasi kurang dari depresiasi sehingga persediaan modal menyusut.
Kondisi Mapan (steady
State) menunjukkan perekonomian jangka panjang
perekonomian selalu berakhir pada kondisi mapan,anggaplah bahwa perekonomian diawali dengan tingkat modal yang lebih kecil dari tingkat modal kondisi mapan seperti k1, seperti gambar di atas,dalam hal ini tingkat investasi melebihi jumlah depresiasi.sepanjang waktu,persediaan modal akan naik dan akan terus naik bersamman dengan output smpai mendekati kondisi mapan.demekian sebaliknya perekonomian dimulaidengan tingkat modal yang lebih besar dari modal kondisi mapan dalam hal ini investasi lebih kecil daripada depresiasi,modal akan habis dipakai lebih cepat,persediann modal akan turun,yangs ekali lagi mendekati kondisi mapan.
Sekali persediaan modal mencapai kondisi mapan, investasi = depresiasi, dan tidak ada tekanan terhadap persediaan modal untuk naik atau turun.
perekonomian selalu berakhir pada kondisi mapan,anggaplah bahwa perekonomian diawali dengan tingkat modal yang lebih kecil dari tingkat modal kondisi mapan seperti k1, seperti gambar di atas,dalam hal ini tingkat investasi melebihi jumlah depresiasi.sepanjang waktu,persediaan modal akan naik dan akan terus naik bersamman dengan output smpai mendekati kondisi mapan.demekian sebaliknya perekonomian dimulaidengan tingkat modal yang lebih besar dari modal kondisi mapan dalam hal ini investasi lebih kecil daripada depresiasi,modal akan habis dipakai lebih cepat,persediann modal akan turun,yangs ekali lagi mendekati kondisi mapan.
Sekali persediaan modal mencapai kondisi mapan, investasi = depresiasi, dan tidak ada tekanan terhadap persediaan modal untuk naik atau turun.
2. Pertanyaan untuk kaji ulang
1. Dalam
model solow,bagaimana tingkat tabungan mempengaruhi tingkat pendapatan kondisi
mapan ?Bagaimana tingkat tabungan mempengaruhi tingkat pertumbuhan pada kondisi
mapan ?
Jawaban
:
a. Tingkat tabungan mempengaruhi tingkat pendapatan pada
kondisi mapan:
Model
pertumbuhan Solow menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, tingkat
tabungan
perekonomian menunjukkan ukuran persediaan modal dan tingkat
prooduksinya.
Semakin tinggi tingkat tabungan, semakin tinggi pulapersediaan
modal
dan semakin tinggi tingkat output,
dan pendapatan akan berada pada kondisi
mapan yang
tinggi.
b. Tingkat tabungan mempengaruhi tingkat pertumbuhan pada
kondisi mapan:
Dalam model
solow, kenaikan tingkat tabungan memiliki efek tingkat pada
pendapatan per
kapita, memunculkan priode pertumbuhan yang cepat, tetapi
akhirnya
pertumbuhan itu melambat ketika kondisi mapan yang baru di capai. Jadi
meskipun
tingkat tabungan yang tinggi menghasilkan tingkat output yang tinggi,
tabungan itu
sendiri tidak dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan.
2. Mengapa
seorang pembuat kebijakan ekonomi memilih tingkat modal kaidah emas ?
Jawaban
:
Ketika
memilih kondisi mapan,tujuan pembuat kebijakan adalah memaksimalkan
kesejahteraan individu yng membentuk masyarakat.individu itu sendiri tidak
pedulipada jumlah modal dalam perekonomian atau bahkan jumlah output. Mereka
hanya pedulipada jumlah barang dan jasa yang dpat mereka konsumsi.jadi,seorang
pembuat kebijakan yang jeli akan memilih kondisi mapan dengan tingkatkonsumsi
tinggi.nilai kondisi mapan k yang memaksimalkan konsumsi disebut tingkat modal kaidah emas (golden rule levelof
capital)
3. Dapatkah
pembuat kebijakan memilih kondisi mapan dengan lebih banyak modal ketimbang
dalam kondisi mapan kaidah emas ? dengan lebih sedikit modal ketimbang dalam
kondisi mapan kaidah emas ? jelaskan
Jawaban
:
Bisa
tetapi Perekonomian yang dimulai pada
kondisi mapan dengan bnayk modal
ketimbang yang harus dimiliki nya pada dalam kondisi kaidah emas dalam hal ini,
pembuat kebijakan harus mengeluarkan kebijakan yang bertujuan mengurangi
tingkat tabungan untuk menurunkan persediaan modal.anggap lah kebijakan ini
berhasil pada suatu titik sebuj saja t0 tingkat tabungan turun ke
tingkat yang secara berangsur angsur menuju kondisi mapan kaidah emas.maka
kondisi mapan yang baru memiliki tingkat konsumsi yang lebih tinggi daripada
kondisi mapan semula.
Sedangkan ketika perekonomian dimulai dengan dengan
modal yang lebih kecil dari pada dalam kondisi mapan kaidah emas, pembuat
kebijakan harus menaikkan tingkat tabungan untuk mecapai kaidah emas, kenaikan
tinkat tabungan paa waktu t0 menyebabkan penurunan konsumsi dan kenaikan
investasi,investasi yang lebih tinggi akan menyebabkan persediaan modal
naik,ketika modal terakumulasi,output konsumsi dan investasi secara bertahp
naik dan akhir nya mendekati kondisi mapan yang baru.
4. Dalam
model solow, bagaimana tingkat pertumbuhan populasi mempengaruhi tingkat
pendapatan kondisi mapan ?
Jawaban:
Model
Solow menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan populasi dalam perekonomian adalah
determinan jangka panjang lain dari standard kehidupan. Berdasarkan model
solow, Semakin tinggi tingkat
pertumbuhan populasi, semakin rendah tingkat output dan tingkat modal per
pekerja.
3. Jawaban
Untuk Soal-Soal dan Aplikasi
1. Negara A dan Negara B masing-masing memiliki
fungsi produksi
Z = F(K,L) = K-1/2 L1/2
a. Fungsi
produksi memiliki skala hasil konstan jika peningkatan semua faktor produksi
dengan pesrentase yang sama menyebabkan output meningkat dengan persentase yang
sama. Secara matematis, fungsi produksi memiliki skala hasil konstan jika Zy =
F(zK , zL) untuk setiap angka positif z.
Artinya, jika kita mengalikan jumlah modal dan tenaga kerja oleh beberapa
positif sebesar z, maka jumlah output di kalikan dengan z. Sebagai contoh, jika
kita melipat gandakan jumlah modal dan tenaga kerja yang digunakan (pengaturan
z = 2), maka output juga ganda.
Untuk melihat apakah
fungsi produksi Y = F (K, L) = K1/2 L1/2 memiliki skala
hasil konstan, kita kalikan K dan L dengan faktor z:
F (zK, zL) = (zK)-1/2
(zL)1/2 = z1/2+L1/2 K1/2L1/2= zK1/2L1/2=zY.Oleh
karena itu, zY=F(zK, zL). Fungsi produksi Y = F(K,L) = K1/2L1/2 memiliki skala hasil konstan.
b.
Untuk menemukan fungsi produksi per pekerja, dengan membagi fungsi
produksi
Y=K1/2L1/2
dengan
= = = = = 1/2
Sehingga Y=K1/2
Dimana y (output per
pekerja) didefinisikan sebagai Y/L dan k (modal per pekerja) didefinisikan
sebagai K/L
c. Diketahui Negara
A dan B
Ø = Tingkat Deprisiasi = 0.05
Ø = tabungan negara A = 0.1
Ø = tabungan Negara B = 0.2
Y= k1/2
adalah fungsi produksi per-pekerja yang diturunkan pada bagian (b) untuk
negara a dan b
pertumbuhan persediaan modal k
= sf(k)-k
dalam keaddan
stabil,perubahan modal
adalah nol ( karena,dalam kondisi mapan modal tidak
berubah) jadi dalam
kondisi mapank
=0 yang berarti sf(k) =k
kemudian
dimasukkan fungsi produksi per pekerja sehingga:
Sk=
K1/2 =
Negara A ka* = ()2
= 22 = 4
Negara B kb* = ()2
= 42 = 16
Sekarang telah ditemukan k* di atas untuk
masing masing negara.
Negara A Ya* = ka* = 4 = 2
Negara B Yb* = kb* = 16 = 2
Artinya fungsi konsumsi adalah c = (1-s)y.oleh karena
itu kita tahu tingkat kondisi mapan pendapatan
di kedua negara tersebut.
Negara A Ca*
= ( 1-sa) = ( 1-0.1)2 =1.8
Negara B Cb*
= (1-sb)Yb* = (1-0.2)2 = 3.2
d. Menggunakan fakta dan persamaan berikut, kita menghitung pendapatan per
pekerja y,
konsumsi per pekerja c, dan modal per pekerja k:
sa
= 0,1
sb = 0,2
modal awal, k = 2 untuk
kedua Negara,
Y=K1/2
untuk kedua Negara
C= (1-s) y untuk kedua Negara
Negara A
|
Tahun ke-
|
K
|
Y=k1/2
|
I = sy = 0.1y
|
C= (1-s)y=0.9y
|
δk
|
K =I-δK
|
Tahun 1
|
2.0000
|
1.4142
|
0.2828
|
1.1314
|
0.1000
|
0.1828
|
Tahun 2
|
2.1828
|
1.4774
|
0.2955
|
1.1820
|
0.1000
|
0.1955
|
Tahun 3
|
2.3783
|
1.5422
|
0.3084
|
1.2337
|
0.1000
|
0.2084
|
Tahun 4
|
2.5868
|
1.6083
|
0.3217
|
1.2867
|
0.1000
|
0.2217
|
Tahun 5
|
2.8084
|
1.6758
|
0.3352
|
1.3407
|
0.1000
|
0.2352
|
Negara B
1.Perhatikan bahwa, konsumsi awal adalah lebih tinggi di Negara A
daripada di Negara B, karena tingkat tabungan di Negara B lebih tinggi sehingga
menyebabkan tingkat konsumsi menurun. Kita biasa melihat bahwa, dibutuhkan lima
tahun untuk Negara B agar memiliki konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan
konsumsi di Negara A.
2. a.
Fungsi produksi dalam model pertumbuhan Solow menunjukkan Y = f (K,L), atau
dinyatakan dalam output per pekerja, y = f(k). Jika perang
mengurangi anggkatan kerja
melalui adanya korban, maka L menurun tetapi, modal
tenaga kerja (rasio k = K/L)
meningkat. Fungsi produksi menjelaskan bahwa output
total menurun karena hanya ada
sedikit pekerja. Namun, berbanding terbalik pada output
per pekerja yang meningkat,
karena setiap pekerja memiliki lebih banyak modal.
b. Penurunan angkatan kerja berarti bahwa persediaan
modal per pekerja lebih tinggi
setelah perang. Oleh karena itu, perekonomian berada
dalam kondisi stabil ketika
sebelum perang, kemudian setelah perang, ekonomi
memiliki modal ang lebih tinggi
dari tingkat kondisi mapan . Hal ini ditunjukkan dalam
gambar dibawah ini sebagai
peningkatan modal per pekerja dari k1 ke k2. Dengan
ekonomi yang kembali steady
state, persediaan modal per pekerja jatuh dari k2
kembali ke k1, sehingga output per
pekerja juga jatuh.
3. Fungsi Produksi Y = F(K,L) = K0,3.L0.7
a. untuk
menemukan fungsi produksi per pekerja, yaitu membagi fungsi produksi
Y
= F(K.L) = K0,3 . L0,7 dengan L
= = = = 0,3= K0,3
Dimana
y (output per pekerja) diartikan sebagai Y/L dan k (modal per pekerja)
diartikan
sebagai K/L.
s (tabungan) yang menyertakan MPK dan δ, karena itu
memaksimalkan konsumsi dalam
kondisi mapan c*.
b. Dalam kondisi mapan, modal tidak tumbuh : = sf (k)-δk =
0. Jadi dalam kondisi
mapan,
Sf (k*) = δk*
=
Dalam masalah ini, kita mempunyai f(k*) = y =K0.3
kemudian dimasukkan ke dalam
Persamaan:
=
atau k*0,7 =
Membagi eksponen masing-masing sisi dengan 0,7 , dengan
memiliki persediaan modal
kondisi mapan per
pekerja
K* = ()
Mengganti fungsi
produksi kondisi mapan yang memberikan output per pekerja
Y= f(k*) = K*0.3= ()0.3/07
Konsumsi adalah jumlah output yang tidak di
investasikan . Karena investasi sama
dengan depresiasi dalam kondisi mapan,
C* = y* - investasi dalam kondisi mapan
= y* -δk*= ()0,3/0,7 – ()1/0,7
Atau menggunakan investasi = tabungan dalam
keseimbangan, kita dapat
mengasumsikan konsumsi sebagai ( pendapatan – tabungan).
Karena tabungan adalah
sebagian kecil s
konstan dari pendapatan , sehingga tabungan : sy*
Oleh karena itu
C* = y* - sy* = (1-s)y* = (1-s) (0,3/0,7
Tabel di bawah ini menunjukkan kondisi pesediaan modal
Negara (K), kondisi mapan
pendapatan (Y), kondisi mapan konsumsi (C), dan
produksi marginal modal (MPK),
serta di bagian ini pula ditambahkan produksi marginal
modal dalam kolom (sesuai
pernyataan pemerintah d)
MPK dihitung dari ekspresi
MPK= 0,3/k0,7
The
Greek alphabet
|
Perhatikan bahwa tingkat tabungan 100 persen(s=1)
memaksimalkan output pekerja y*.
Namun, ketika kita menyipan tabungan penuh, konsumsi
adalah 0. Jadi, ketika output dimaksimalkan, maka konsumsi diminimalkan.
Konsumsi per pekerja dimaksimalkan ketika tingkat tabungan sebesar 30 persen
(s=0,3). Lihat kolom terakhir ketika s=0,3. Kita bisa melihat bahwa MPK=δ. Kita
bias memverifikasi bahwa s=0.3 , memang tingkat kaidah emas